Sifat Virus
Dalam air, virus tahan hidup selama 4 hari pada suhu 220C dan 30 hari pada 00C.Virus mati dengan desinfektan : ammonium kuatener, formalin 2-5%, iodoform kompleks (iodine), senyawa fenol, natrium/kalium hipoklorit.Di kandang ayam, virus AI bertahan selama 2 minggu setelah depopulasi ayam.
Virus di feces dalam keadaan basah bertahan selama 32 hari.
Gejala Klinis
Jengger, pial, kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru keunguan (sianosis).
Kadang-kadang ada cairan dari mata dan hidung.
Pembengkakan di daerah bagian muka dan kepala.
Pendarahan di bawah kulit (sub kutan).
Pendarahan titik (ptechie) pada daerah dada, kaki dan telapak kaki.
Batuk, bersin dan ngorok.
Unggas mengalami diare dan kematian tinggi.
Cara Penularan
Cairan/lendir yang berasal dari lubang hidung, mulut, mata (conjunctiva) dan lubang anus (tinja) dari unggas yang sakit ke lingkungan.
Kontak langsung dengan ayam sakit.
Secara tidak langsung melalui pakan/air minum, pekerja kandang, kandang dan peralatan peternakan, rak telur, keranjang ayam dan alat transportasi yang tercemar virus AI.
Unggas air berperan sebagai reservoir virus AI, melalui virus yang ada dalam saluran intestinal dan dilepaskan melalui kotoran.
Langkah Pencegahan dan Pemberantasan
Peningkatan Biosekuriti
desinfeksi alat dan fasilitas peternakan
dilarang mengeluarkan unggas sakit, kotoran dan limbah peternakan
membatasi keluar masuk orang ke dalam lokasi peternakan
mencegah keluar masuknya tikur (rodensia) dan hewan lain ke dalam lokasi peternakan
pakan, tempat pakan/air minum, semua peralatan
pakaian pekerja kandang, alas kaki, kendaraan dan bahan lain yang tercemar
bangunan kandang yang kontak dengan unggas, kandang/tempat penampungan unggas
permukaan jalan menuju peternakan/kandang/tempat penampungan unggas
Dekontaminasi / Desinfeksi
Depopulasi / tindakan pemusnahan selektif / terbatas
Pemusnahan selektif (depopulasi) dilakukan terhadap unggas sehat yang sekandang dengan unggas sakit di peternakan tertular.
Disposal
Dilakukan dengan cara pembakaran dan penguburan dengan kedalaman minimal 1,5 meter, terhadap :
unggas mati (bangkai), karkas, telur terinfeksi
kotoran (feces), bulu, alas kandang (sekam)
pupuk dan pakan ternak yang tercemar
bahan dan peralatan lain yang terkontaminasi yang tidak dapat disucihamakan secara efektif
Vaksinasi
Dilakukan apabila ada jaminan bahwa unggas dapat dilakukan booster.
Hanya untuk unggas yang sehat.
Hanya untuk unggas yang dikandangkan.
Vaksin yang digunakan sesuai dengan strain penyakit AI yang ada di lapangan (H5N1).
Pengisian Kembali
Peternak diperbolehkan untuk mengisi kandang kembali setelah 30 hari setelah pengosongan kandang.
Sebelumnya harus dipastikan semua tindakan dekontaminasi (desinfeksi) dan disposal (pembakaran/penguburan) yang sesuai prosedur telah dilaksanakan.
Pelaporan
Setiap ada kasus kematian unggas mendadak, terutama yang dicurigai mengarah karena infeksi penyakit AI, dapat dilaporkan kepada petugas Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan.
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan :
Koordinasi dengan instansi terkait sebagai langkah awal pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Melaksanakan surveilans ke tempat-tempat yang beresiko terjangkit Avian Infulenza.
Melaksanakan pencegahan dengan penyemprotan desinfektan di kandang-kandang unggas diikuti dengan pembagian desinfektan secara gratis agar masyarakat dapat melaksanakan pencegahan sendiri (swadaya).
Monitoring kegiatan pencegahan.
Menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dengan adanya kasus diduga Avian Influenza di lapangan.
0 komentar:
Post a Comment