PENYAKIT TURUNAN YANG PERLU DIKETAHUI

Kenali penyakitnya... agar kita mampu mengantisipasi. apa saja penyakit yang diwariskan keluarga? 

Sejak lama kita sudah mengenal istilah “penyakit warisan”. Artinya, penyakit yang diwariskan secara turun temurun. Riwayat medis keluarga berperan penting dalam keberlanjutan generasi berikutnya. Berikut penyakit yang diturunkan secara genetik:

1. Kolesterol Tinggi

Di dalam sebuah keluarga yang sama, terkadang ditemukan bahwa anggotanya memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Keadaan ini sering disebut dengan Familial Hypercholesterolemia (FH). FH ini merupakan contoh dari sifat genetik yang dominan yang mengandung arti bahwa seseorang memerlukan hanya satu gen abnormal untuk memiliki kondisi tersebut. Jika salah satu orang tua memiliki FH, Andapun akan memiliki resiko sebesar 50% mengalami penyakit tersebut.

2. Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah sampai jauh di atas normal. Hipertensi ini kerap sulit disadari karena tidak menimbulkan gejala-gejala. Karena itu, Anda harus berhati-hati dan secara berkala memeriksakan kesehatan ke dokter. Untuk resiko diturunkannya sendiri, menurut banyak ahli, sekitar 15% keturunan akan mengalami darah tinggi dari orang tua yang memiliki penyakit darah tinggi.

3. Gangguan Bipolar

Gangguan biolar atau yang lebih dikenal dengan istilah depresi merupakan kondisi yang menyebabkan situasi menekan pada sesesorang. Depresi ini diduga disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan kimia di otak dan juga adanya pengaruh genetik. Resiko diturunkannya adalah sebesar 10-15%.

4. Hipotiroid

Gejala yang muncul akibat hipotiroid ini ialah sering merasakan kelelahan dan mengalami penurunan berat badan. Penyakit ini memiliki kemungkinan terjadi pada perempuan sebanyak tujuh kali. Resiko diturunkannya ialah sebesar 20 kali lebih mungkin pada individu yang memiliki anggota keluarga yang menderita hipotiroid dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki warisan hipotiroid dari keluarganya.

5. Diabetes Tipe 2

Resiko diturunkan untuk penyakit diabetes melitus tipe 2 ialah sebesar 15%. Namun jika kedua orang tua memiliki penyakit diabetes mellitus ini maka kemungkinan diturunkannya menjadi 75%. Selain itu, diabetes melitus juga bisa disebabkan oleh banyak faktor lainnya seperti kegemukan, malas berolahraga maupun akibat memiliki pola makan tidak sehat.

6. Parkinson

Penyakit parkinson memang memiliki kecenderungan untuk diturunkan meskipun dalam beberapa kasus, faktor genetik tidak memegang peranan penting. Resiko diturunkannya penyakit Parkinson ialah dua kali lipat lebih mungkin terhadap individu yang memiliki orang tua atau saudara dekat yang mengalami Parkinson.

7. Hemofilia

Tanda dan Gejala Penyakit HemofiliaHemofilia adalah terjadinya kelainan genetif yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengontrol pembekuan darah. Hemofilia terbagi atas 3 jenis yaitu hemophilia A, B dan C. Karena terkait dengan kromosom X, penyakit ini lebih banyak diderita oleh pria daripada wanita. Gejala umum penyakit ini adalah terjadinya pendarahan eskternal dan internal diikuti oleh gangguan sendi, jaringan dan otot.

8. Albino

Albino adalah sebutan bagi penderita Albinisim. Albinism adalah suatu kelainan pigmentasi kulit bawaan, dikarenakan kurang atau tidak adanya pigmen melanin di dalam kulit. Keadaan tersebut bersifat genetik atau diwariskan. Albino adalah murni penyakit kelainan genetik, bukan penyakit infeksi dan tidak dapat ditularkan memalui kontak fisik ataupun melalui transfusi darah. Penyakit albino biasanya terjadi pada anak yang orang tuanya normal karena albino merupakan gen yang bersifat tetap dan dapat diturunkan dari pendahulu yang ada diatasnya. 

Dengan mengetahui penyakit apa saja yang beresiko diturunkan secara genetik, maka Anda diharapkan bisa mengantisipasi atau melakukan persiapan dini terutama mereka yang memiliki anggota keluarga yang mengidap salah satu jenis penyakit di atas. Meskipun Anda beresiko mengalami salah satunya, tapi kalau sudah mengetahuinya sejak awal maka bisa langsung dikonsultasikan dengan dokter sehubungan dengan pencegahan dan pengobatannya sejak dini.